Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kendalikan Emosi saat Trading Saham

Analis sekuritas kerap merekomendasikan Buy on Weakness dan Sell on Strenght saat trading saham. Analis lain menyarankan beli saat mau naik dan jual saat mau turun.

Indah memang kalau strategi itu terlaksana sempurna. Hanya saja, yang ada adalah kebalikannya. Apalagi trader pemula yang ibaratnya baru menjejakkan ke dalam hutan belantara sendirian.

Meski sudah dibekali perlengkapan penunjuk arah seperti kompas ataupun bekal lain untuk sirvive. Begitu juga trader yang terjun ke pasar modal boasanya berbekal seperti software analisis teknikal atau bekal pengetahuan fundamental emiten guna memprediksi arah market.

Namun demikian, seorang pemula biasanya gampang terombang-ambing, bahkan itu terjadi bagi mereka yang ikut sebagai member premium pakar guru atau dpsen saham sekalipun, ataupun bagi mereka yang langganan stockpick berbayar.

Dalam trading ada sisi yang juga penting selain soal pemilihan emiten. Yakni pengendalian diri. Sepertinya seorang trader harus kuat puasa. Ya puasa seperti kata dai sejuta umat di masa hidupnya, KH Zainuddin MZ, yang bilang puasa adalah pengendalian diri.

Seorang trader perlu terus menerus melatih pengendalian diri itu. Inti sari ajaran puasa yaitu mengendalikan hawa nafsu itu yang perlu diserap, diinternalisasi sehingga mendarah daging dalam keseharian.

Mengapa pengendalian diri menjadi penting? Kan kita trading saham biasa mengamati pergerakan harga sesuai time frame yang sesuai gaya, apakah scalping, one day, swing, atau position trading.

Apapun gaya dalam trading plan yang kota pilih, seorang pemula biasanya cenderung tergoda mendapatkan keuntungan besar dalam waktu dekat ketimbang mempertahankan modal dari kerugian. Akibatnya mereka tergoda masuk pada saham yang naik tinggi dan cepat. Sekali dua kali berhasil profit menjadi greed sehingga menaruh dana lebih besar pada saham dengan modal gerakan seperti itu. Sayang, setelah sehari naik tinggi saham yang kita masuki langsung terjun bebas dan langsung melewati titik cut loss yang ditentukan.

Saat harga berada di titik cut loss trader memang akan dengan disiplin menerapkan strategi atau rencana. Tapi ketika harga langsung berada di bawahnya relatif jauh menjadi gamang, justru kemudian tergoda beli lagi karena menganggap sudah murah. Kalau lama ditungguin terus turun, barulag frustasi dan pasrah biarlah asal bisa keluar dan beli saham yang lain yang baru naik daun.

Alhasil, sell justru di titik weakness ... buy on higher. 

Agar tidak terus menerus jadi korban permainan seperti itu, selain mengasah skill money management dan analisa saham, trader perlu terus menerus mengasah kemampuan mengendalikan diri. 

Posting Komentar untuk "Kendalikan Emosi saat Trading Saham"