Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saham Uptrend: Sinyal Powerfull

Saham Uptrend bisa dideteksi dengan cara sederhana. Dengan mengikuti saham uptrend tentu berpotensi lebih besar mendapatkan profit karena Bursa Efek Indonesia tidak menerapkan short selling untuk semua kalangan.

Investor retail di Bursa Efek Indonesia hanya bisa mengandalkan saham yang dalam tren naik. Posisi yang menguntungkan apabila bisa beli di harga rendah dan menjualnya saat harga tinggi.

Saham Uptrend: Indikator Kuat
Saham Uptrend. Photo by Austin Distel on Unsplash
Nicolas Darvas yang terkenal dengan kemampuan tradingnya saja mengakui bahwa dia tidak pernah mendapatkan harga di titik terendah dan menjual di titik puncak. Yang dilakukan Darvas dan terbukti sukses adalah membeli saham uptrend.

Saham uptrend adalah saham yang dalam posisi bullish. Darvas membeli saham ketika harganya breakout resisten dan dia pasang stoploss di sekitar titik support.

Darvas melakukan itu karena market tidak gampang dikendalikan. Selalu ada dua arah, naik ataupun turun. Soal dua arah ini ada yang memasukkan sideways, tapi sebenarnya kan tetap naik turun walaupun hanya beberapa titik.

Dalam bahasan kali ini saya mencoba mengetengahkan cara sederhana mendeteksi saham uptrend.

Pertama kita pahami dulu apa itu saham uptrend. Saham uptrend artinya pergerakan harganya tren cenderung naik. Bila kita lihat dalam chart, puncak harga semakin tinggi daripada puncak harga yang terbentuk sebelumnya. Kebalikannya adalah saham downtrend, artinya titik terendah yang tercipta makin turun daripada titik terendahyang terbentuk sebelumnya.

Baiklah, untuk mengenali apakah saham incaran kita sedang uptrend ataukah downtrend, mari kita kaji lebih dalam dalam urain berikut ini.

1. Garis Trend

Saham uptrend bisa kita kenali dengan cara sederhana menarik garis trend. Apakah saham sedang uptrend atau cenderung bergerak naik bisa kita periksa dengan garis trend.

Lebih jelasnya seperti gambar berikut ini.

Saham uptrend HOKI

Terlihat jelas kan, saham uptrend membentuk puncak harga yang lebih tinggi dari puncak tertinggi sebelumnya.

Bandingkan dengan saham downtrend berikut ini.

Saham Downtrend

Sementara saham downtrend, pergerakannya cenderung turun, membentuk titik terendah baru.


2. Indikator Moving Averages

Cara sederhana dengan menggunakan indikator Simple Moving Average.

Simple Moving Average atau biasa disingkat SMA atau kalau di antara teman-teman dalam obrolan biasa disebut MA saja. Mengutip Investopedia, Simple Moving Average adalah sebuah perhitungan aritmatika penjumlahan harga closing dibagi dengan jumlah periode perhitungan. Semakin pendek periode, respons akan semakin cepat dibandingkan periode yang lebih panjang.

Penggunaan MA yang populer adalah melihat apakah terjadi golden cross sebagai sinyal uptrend ataukah death cross sebagai sinyal sebaliknya.

Berikut ini contoh saham uptrend dengan indikator golden cross MA.

Saham Uptrend Golden Cross MA50

Menggunakan indikator Moving Averages, sinyal beli muncul ketika terjadi crossing MA 50 dengan MA 200. Ini agak lambat responsnya karena MA besar, akan lebih cepat bila menggunakan MA yang lebih kecil seperti di bawah ini.

Saham Uptrend MA 15

Dengan indikator crossing MA 15 dan MA 50, sinyal beli muncul lebih cepat, yakni saat HOKI berada di harga 600an.

Cara simple ini bisa digunakan sesuai gaya dan selera dalam mengarungi lautan pasar saham Indonesia.

Selamat hari minggu, semoga selalu cuan.

Posting Komentar untuk "Saham Uptrend: Sinyal Powerfull"