Sudah Rugi dan Baru Mau Takut?

Pada mulanya, pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal menderita kerugian. Terus belajar, jadinya untung. Begitu tulis Bung Iyan, pemilik blog terusbelajarsaham.blogspot.com.

Memang benar adanya. Meski saat pertama kali terjun ke dunia pasar modal terbayang untung besar dengan cepat, kenyataanya setahun berlalu ternyata mengalami kerugian.

Ya, itu saya alami sendiri. Sejak setahun lalu saya membuka akun sekuritas dan mulai bertransaksi di pasar modal. Berbekal pengetahuan  soal investasi dan tetek bengek bursa efek Indonesia, saya tanam sejumlah modal pada saham yang prospeknya bagus.

Saham pertama yang saya beli adalah WSKT di harga 880-950, VIVA di harga 350, TLKM 2825, dan SMBR 410. Tak berapa lama, memang saya melihat portofolio saya hijau alias cuan alias untung.

Pada awalnya saya memang berniat investasi dalam jangka panjang seperti tokoh legendaris Warren Buffet yang memegang saham bagus dalam jangka panjang sehingga mendapatkan untung besar berlipat-lipat.

Namun, entah kenapa ada sebuah godaan besar untuk terus memantau portofolio dan running trade atau pergerakan harga di layar online Bursa. 

Nah, saat melihat pergerakan harga itu, kok ada saham lain yang cuannya melebihi dari yang ada di porto dalam waktu yang lebih singkat.

Melihat itu batin saya berkecamuk. Antara mempertahankan portofolio atau switch ke saham yang lebih cepat mendatangkan "untung" itu. Ketika itu kalau nggak salah ingat, saham GTBO yang berhari-hari sangat aktif diperdagangkan dari kisaran fraksi satu berganti menjadi fraksi lima.

Saya memang tidak pernah tergoda untuk mengubah portofolio ke saham yang lagi hot itu. Tapi, kok di hari-hari kemudian kepikiran ya, coba saya jual semua dan ambil GTBO itu sudah berlipat dua nih modal saya. Hari berikutnya saat tengok lagi ternyata harga GTBO dah turun lagi merah membara. Dalam hati saya fikir untung kemarin enggak ambil.

Seiring waktu, saya masih setia dengan dengan portofolio itu sampai kemudian tiba-tiba lihat WSKT dan SMBR sudah merah. Sempat panik. Dalam kepanikan itu saya googling dan kemudian nyasar di sejumlah situs saham seperti Stockbit, BEI5000, forum saham di Kaskus, hingga sejumlah website seperti teguhhidayat, rencanatrading, dan saham pemenang.

Dari situ kemudian saya mengikuti dialog-dialog baik di website berbentuk forum ataupun kolom komentar website informatif. Ramai. Ada yang menawarkan saham pilihan, rekomendasi berbasis fundamental, teknikal, jago-jago deh.

Tapi, justru di situlah awal mula petaka saya. Saya berubah dari niat awal investasi menjadi trading. Bacaan soal fundamental berubah menjadi soal teknikal sampai bandarmologi.

Saya jual WSKT di 1000 atau 990 gitu, karena saat itu saya sudah mulai baca soal teknikal, kalau capai resisten akan turun ke support lagi. Ternyata saat itu saya salah, WSKT melesat dan tidak pernah turun ke harga September 2014 itu.

Coba kalau saya biarkan sampai saat ini, naiknya sudah 100% bukan? Begitu seterusnya pokoknya nyesel dan nyesel deh. Jual nyesel karena ternyata naik lebih tinggi, nggak jual juga nyesel karena kemudian turun.

Apa yang saya lakukan setelah jual? Bukannya buyback saham yang keren itu, justru kemudian saya tergoda renyahnya sejumlah gorengan seperti TRAM dan INVS. Saya untung banyak di INVS tapi mati di TRAM. (Sedih)

Eh malah jadi ngoyo woro begini. Tapi intinya, benar deh, pemula main saham itu ketemunya rugi.

Kembali ke pembukaan artikel ini tadi, Bung Iyan Terusbelajarmainsaham menuliskan pada 24 Juli 2015, lalu artikel berjudul, "Tahap-tahap Belajar Main Saham".

Saya izin kutip ya Bung, buat pengingat saya buat belajar biar ke depannya untung.

Bung Iyan mengutip buku Mastering the Trade, karya John Carter, menjelaskan lima fase yang biasanya dilalui pemain saham.

Fase 1: Ditakdirkan untuk rugi-enam bulan sampai setahun.

Fase 2: Trading saham berdasarkan rasa takut-dua sampai enam bulan.

Fase 3: Mencari cara main saham (analisa atau indikator atau trading plan, dll) paling cespleng-enam bulan sampai mati.

Fase 4: Belajar untuk tidak rugi.

Fase 5: Mendapat untung secara konsisten.

Di fase manakah saya? Baru fase 1 dan mulai takut?

Komentar

  1. Penarikan paling Tercepat di DetikTrade
    Kamu bisa Trading dengan minimal Deposit Rp. 50.000 mengunakan bank lokal

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Kelebihan bertransaksi di DetikTrade
    1. DetikTrade memberikan Bonus Deposit awal 10%** T&C Applied
    2. Minimal Deposit Rp. 50.000,- menggunakan Bank lokal
    3. Teregulasi di FCA UK
    4. Perusahaan berdiri sejak 2017 telah mengalami perubahan platform lengkap dengan fitur2 analis dan teknikal trading
    5. Deposit dapat dilakukan menggunakan BANK LOKAL BCA, BNI, BRI dan Mandiri
    6. Anda juga dapat uang tambahan dari Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Segera bergabung dan rasakan pengalaman trading yang light, kunjungi website kami www.detiktrade.com

    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    WA : 087752543745

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lengkap Perusahaan BUMN dan Jenis Kategori Usahanya (2019)

Trading Style: Scalping, ODT, Swing, atau Position

Mengapa Manusia Menciptakan Uang